Penggubahan gita puja Martin Luther

Fail:EinFesteBurg.jpgSatu cetakan awal gita puja karangan Luther yang berjudul "Ein feste Burg ist unser Gott".
Ein feste Burg dinyanyikan dalam bahasa Jerman

"Ein feste Burg" dinyanyikan dengan aransemen isometrik melodi tradisionalnya yang lebih dikenal luas.

Masalah mendengarkan ? Sila lihat bantuan media.

Luther turut terkenal mengarang gita-gita puja yang lazim didengari ssehingga hari ini dalam uacara sembahyang mazhab Protestan seperti "Ein feste Burg ist unser Gott" (berdasarkan Mazmur 46) dan "Vom Himmel hoch, da komm ich her" (berdasarkan Lukas 2:11–12).[135] Luther mempertalikan seni tinggi dan musik rakyat, juga segenap kelas, rohaniwan dan awam, pria, wanita, dan anak-anak. Sarana pilihannya untuk pertalian ini adalah nyanyian himne-himne Jerman dalam kaitannya dengan ibadah, sekolah, rumah, dan bidang publik.[136] Beliau seringkali mengiringi himne-himne yang dinyanyikan dengan sebuah kecapi, kelak diciptakan kembali sebagai waldzither yang menjadi suatu alat musik nasional Jerman pada abad ke-20.[137]

Himne-himne Luther kerap distimulasi oleh peristiwa-peristiwa tertentu dalam hidupnya dan Reformasi Protestan yang tengah berlangsung. Hal itu bermula sejak beliau mendengar eksekusi Johann Esch dan Heinrich Voes, orang-orang pertama yang dieksekusi oleh Dewan Brabant kerana menganut pandangan Lutheran, menggerakkan Luther untuk menulis himne "Ein neues Lied wir heben an", yang umumnya dikenal dalam bahasa Inggris melalui terjemahan John C. Messenger dengan judul dan baris pertamanya yang berbunyi "Flung to the Heedless Winds" serta dinyanyikan untuk lagu populer Ibstone yang digubah pada 1875 oleh Maria C. Tiddeman.[138]

Himne Luther tahun 1524, "Wir glauben all an einen Gott" ("Kita Semua Percaya pada Satu Tuhan Benar"), merupakan suatu pengakuan iman dalam tiga-stanza yang adalah versi awal penjelasan Kredo Para Rasul dalam tiga-bagian oleh Luther pada 1529 di dalam Katekismus Kecil. Himne Luther, yang diadaptasi dan diperluas dari suatu himne Jerman terdahulu yang bertemakan pengakuan iman, mulai digunakan secara luas dalam liturgi-liturgi vernakular Lutheran pada awal tahun 1525. Himnal-himnal (buku kumpulan himne) Lutheran abad ke-16 juga mencakup "Wir glauben all" di antara himne-himne kateketik, kendati himnal-himnal abad ke-18 lebih cenderung melabelkan himne tersebut Trinitarian daripadan kateketik, dan kalangan Lutheran abad ke-20 jarang menggunakan himne tersebut kerana melodinya dianggap sulit.[136]

Autograf "Vater unser im Himmelreich", dengan catatan-catatan yang hanya terdapat dalam tulisan tangan Luther.

Himne Luther tahun 1538 yang bertema Doa Bapa Kami, "Vater unser im Himmelreich", bersesuaian secara tepat dengan penjelasan Luther tentang doa ini dalam Katekismus Kecil, dengan satu stanza untuk masing-masing dari ketujuh permohonan doa, ditambah stanza-stanza pembuka dan penutup. Himne tersebut berfungsi sebagai suatu komposisi liturgis Doa Bapa Kami dan sebagai suatu sarana untuk mengkaji kemungkinan-kemungkinan seputar pertanyaan-pertanyaan katekismus tertentu. Manuskrip yang masih terlestarikan menunjukkan adanya beberapa revisi, memperlihatkan perhatian Luther untuk mengklarifikasi serta memperkuat teks tersebut dan untuk menyediakan suatu lagu populer yang sesuai untuk berdoa. Gubahan-gubahan lain Doa Bapa Kami dari abad ke-16 dan ke-20 telah mengadopsi lagu Luther tersebut, kendati teks-teks modern jauh lebih pendek.[139]

Luther menulis "Aus tiefer Not schrei ich zu dir" ("Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu") pada tahun 1523 sebagai versi himne dari Mazmur 130 dan mengirimkannya sebagai satu contoh guna mendorong rakan-rekannya untuk menulis himne-mazmur demi penggunaan dalam ibadah Jerman. Dalam suatu kolaborasi dengan Paul Speratus, himne tersebut dan tujuh himne lainnya diterbitkan dalam Achtliederbuch, himnal Lutheran pertama. Pada 1524, Luther mengembangkan mazmur aslinya yang terdiri dari empat stanza, yang diparafrasakan ke dalam suatu himne Reformasi Protestan yang terdiri dari lima stanza dengan pengembangan tema "kasih karunia saja" secara lebih lengkap. Karena mengekspresikan doktrin penting Reformasi Protestan, versi "Aus tiefer Not" yang diperluas ini ditetapkan sebagai satu komponen reguler dari beberapa liturgi Lutheran regional dan banyak digunakan saat pemakaman, termasuk pemakaman Luther sendiri. Bersama dengan versi himne Erhart Hegenwalt dari Mazmur 51, himne Luther yang diperluas juga diadopsi untuk penggunaan dengan bagian kelima katekismus Luther, mengenai pengakuan dosa.[140]

Luther menulis"Ach Gott, vom Himmel sieh darein" ("Ya Tuhan, pandanglah dari langit"). "Nun komm, der Heiden Heiland", yang didasarkan pada Veni redemptor gentium karya St. Ambrosius, menjadi himne utama (Hauptlied) untuk Adven. Beliau mengubah A solus ortus cardine menjadi "Christum wir sollen loben schon" dan Veni Creator Spiritus menjadi "Komm, Gott Schöpfer, Heiliger Geist".[141]

Beliau menulis dua himne tentang Sepuluh Perintah Tuhan, "Dies sind die heilgen zehn Gebot" dan "Mensch, willst du leben seliglich". "Gelobet seist du, Jesu Christ" karyanya ("Puji bagi-Mu, Yesus Kristus") menjadi himne utama untuk Natal. Beliau menulis "Nun bitten wir den Heiligen Geist" untuk Pentakosta, dan mengadopsi "Christ ist erstanden" (Kristus bangkit) untuk Paskah, berdasarkan Victimae paschali laudes. "Mit Fried und Freud ich fahr dahin", suatu parafrasa dari Nunc dimittis, dimaksudkan untuk Purifikasi, namun menjadi satu himne pemakaman juga. Beliau memparafrasakan Te Deum sebagai "Herr Gott, dich loben wir" dengan suatu bentuk melodi yang disederhanakan dan menjadi dikenal sebagai Te Deum Jerman.

Himne Luther tahun 1541, "Christ unser Herr zum Jordan kam", merefleksikan struktur dan substansi dari kumpulan pertanyaan dan jawaban Luther mengenai baptisan di dalam Katekismus Kecil. Luther mengadopsi satu lagu populer karya Johann Walter yang telah ada sebelumnya yang dikaitkan dengan suatu komposisi himne dari Mazmur 67; komposisi himne tersebut oleh Wolf Heintz yang terdiri dari empat bagian digunakan untuk mengenalkan Reformasi Lutheran di Halle pada 1541. Para pengkhotbah dan komponis abad ke-18, termasuk J. S. Bach, menggunakan himne ini sebagai satu subjek untuk karya mereka sendiri, walaupun secara objektif teologi baptisan yang terkandung di dalamnya digantikan dengan himne-himne yang lebih subjektif di bawah pengaruh pietisme Lutheran abad ke-19 akhir.[136]

Himne-himne Luther dimasukkan dalam himnal-himnal Lutheran awal dan menyebarkan gagasan-gagasan Reformasi Protestan. Beliau menyuplai 4 dari 8 lagu himne Lutheran pertama (Achtliederbuch), 18 dari 26 lagu Erfurt Enchiridion, dan 24 dari 32 lagu dalam himnal pertama untuk paduan suara dengan komposisi-komposisi oleh Johann Walter, Eyn geystlich Gesangk Buchleyn, semuanya terbit tahun 1524.

Himne-himne Luther mengilhami para komponis untuk menulis musik. Johann Sebastian Bach memasukkan beberapa bait sebagai koral dalam kantata-kantatanya dan mendasarkan sepenuhnya kantata-kantata koral karyanya pada bait-bait tersebut, yaitu Christ lag in Todes Banden, BWV 4, kemungkinan tahun 1707, dalam siklus tahunan keduanya (1724 sampai 1725) Ach Gott, vom Himmel sieh darein, BWV 2, Christ unser Herr zum Jordan kam, BWV 7, Nun komm, der Heiden Heiland, BWV 62, Gelobet seist du, Jesu Christ, BWV 91, dan Aus tiefer Not schrei ich zu dir, BWV 38, kemudian Ein feste Burg ist unser Gott, BWV 80, dan pada 1735 Wär Gott nicht mit uns diese Zeit, BWV 14.

Rujukan

WikiPedia: Martin Luther http://christianity.about.com/od/lutherandenominat... http://www.artdaily.com/index.asp?int_new=26979&in... http://www.exclassics.com/foxe/foxe147.htm http://www.hymntime.com/tch/htm/f/l/u/flungtot.htm http://www.signaturetoursinternational.com/gp-3.ph... http://www.buergerstiftung-halle.de/bildung-im-vor... http://dispatch.opac.d-nb.de/DB=1.1/LNG=EN/CMD?ACT... http://www.luther.de/en/index.html http://digital.slub-dresden.de/id328043192 http://www.studia-instrumentorum.de/MUSEUM/zistern...